Arsip foto - Asap membubung setelah rentetan serangan Israel menghantam gedung Foto doc.. ANTARA/Anadolu/tm/am. |
Polisi Israel melihat kekerasan tersebut terjadi di wilayah pendudukan. Pada Jumat, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengeluarkan pernyataan melalui akun resmi X. Mereka menyatakan, "Pembiaran ini tidak dapat diterima dan membuktikan bahwa Israel bertanggung jawab atas terjadinya kekerasan tersebut."
Kemlu RI menyatakan bahwa tindakan kekerasan itu tidak dapat diterima karena melibatkan markas badan PBB yang menangani masalah kemanusiaan.
Selain itu, pembakaran Markas UNRWA menciptakan standar yang sangat buruk untuk keselamatan dan keamanan gedung, serta personel PBB dan misi kemanusiaan lainnya.
Kemlu RI menyatakan bahwa peristiwa tersebut menambah panjang daftar kekerasan, pendudukan ilegal, dan berbagai pelanggaran hukum internasional dan hukum humaniter internasional yang dilakukan oleh Israel.
Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera meminta Israel bertanggung jawab atas kejahatan dan pelanggaran hukum internasional yang terus dilakukannya.
Kemlu RI menyatakan bahwa saatnya DK PBB, terutama negara pemegang veto, menunjukkan kepemimpinan dan kebijaksanaannya demi keadilan, kemanusiaan, dan perdamaian.
Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan bahwa pemukim Israel dua kali membakar perimeter kantor pusat mereka di Yerusalem Timur yang diduduki.
Meskipun tidak ada korban jiwa, tetapi kebakaran itu menyebabkan kerusakan di luar Markas UNRWA.
Lazzarini memutuskan untuk menutup kompleks tersebut “sampai keamanan pulih kembali” karena dua peristiwa mengerikan terjadi dalam waktu kurang dari sepekan.
Komentar0