TSA0TUrpGpr6BSzoTUzpGfGpTi==

Kabar Duka: Prof. Salim Said, Tokoh Pers dan Perfilman Nasional, Meninggal Dunia

Said Didu, Salim Said, dan Sudirman Said (Foto : X/@msaid_didu)

Picmotivnews, Jakarta - Akademisi, Wartawan Senior, Tokoh Pers, dan Perfilman Nasional Prof Salim Said telah meninggal dunia pada hari Sabtu, 18 Mei 2024. Pukul 19.33 WIB, Salim Said menghembuskan napas terakhir di RSCM (Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo).

Sebagaimana diberitakan Antara pada Sabtu (18/5/2024), Prof Salim, mantan Duta Besar RI untuk Republik Ceko, meninggal dunia pada Sabtu pukul 19.33 WIB di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Dalam pesan singkat yang dikirimkan kepada sejumlah wartawan di Jakarta pada hari Sabtu, istrinya, Herawaty, mengkonfirmasi meninggalnya Prof Salim Said.

Jasad almarhum, menurut sumber yang sama, rencananya akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir hari ini, Jakarta Selatan, pada Minggu (19/5) siang.

Duta Besar Indonesia untuk Republik Ceko meninggal usia di usia 81 tahun. Jenazah pria keturunan Bugis, Sulawesi Selatan ini rencananya akan disemayamkan di rumah duka, Jalan Redaksi No 149, Komplek Wartawan PWI Cipinang, Jakarta Timur.

Prof Salim Said bersama poster salah satu bukunya Gestapu 65: PKI, Aidit, Sukarno, dan Soeharto (Foto newstempo.github.io)
Berikut ini profil singkat mengenai almarhum yang diolah dari berbagai sumber:
Setelah memulai kariernya di media, Salim Said menjadi dosen dan pengamat militer. Dia bahkan menerima penghargaan PAB 2018 pada usia 75 tahun.

Salim Said, yang dikenal sebagai pengamat dan penulis yang telah menulis banyak buku tentang film, politik, dan militer, memiliki kemampuan untuk menggambar sejak masih remaja.

Saat kuliah, Salim Said mendaftar di Universitas Indonesia untuk jurusan psikologi, tetapi dia kemudian memilih sosiologi dan lulus pada tahun 1976.

Setelah itu, Salim, yang lahir di Parepare pada 10 November 1943, pergi ke Amerika Serikat untuk melanjutkan pendidikannya di Ohio State University. Di sana, dia mendapatkan tiga gelar sekaligus: magister Hubungan Internasional, doktor Ilmu Politik, dan doktor Ilmu Politik.

Salim terkenal sebagai pengamat militer sejak lulus dari Ohio University. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa setelah doktornya berhenti bekerja, dia diberi gelar Sejarah dan Politik Tentara Indonesia.

Sebelum ini, pria yang pernah menjabat sebagai redaktur Tempo itu lebih terkenal sebagai kritikus film. Bahkan, setelah kembali dari Amerika pada usia 39 tahun, ia menulis buku tentang film yang disebut Profil Dunia Film Indonesia.

Selain itu, Salim Said adalah dosen di Sekolah Ilmu Sosial Jakarta, Universitas Indonesia, FISIP, dan Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia. Dia juga menjadi Dosen Tamu di Universitas Tammasat, Bangkok, Thailand.

Ia juga aktif menciptakan karya-karya cerdas beberapa di antaranya, Dari Festival ke Festival: Film-film Manca Negara dalam Pembicaraan, Militer Indonesia dalam Politik, Tumbuh dan Tumbangnya Dwifungsi: Perkembangan Pemikiran Politik Militer Indonesia, 1958-2000, dan Dari Gestapu ke Reformasi: Serangkaian Kesaksian .

Kesuksesannya sebagai penulis tak lepas dari jasa sang ayah. Saat Salim masih kecil, ia pernah meminta dibelikan bola oleh ayahnya, tapi tidak dituruti. Berbeda saat Salim meminta buku, sang ayah pasti mengusahakannya dalam situasi apapun.

Setelah itu, Salim sering mengarang cerita dan dimuat di media massa. Ayahnya pun suka menulis, meski tidak ada satupun karyanya yang dipublikasikan.

Berita ini telah tayang diberbagai sumber diantaranya antaranews, detiknews, kumparan, sindonews dan nasional.okezone.com

Komentar0

Type above and press Enter to search.